BERDOA KAYAK GINI DENGAN AUDIENSE YANG HITEROGEN, BOLEH DAK YA....?
Hari Kamis, tanggal 6 Oktober kemarin saya diminta Panitia Seminar
Perpustakaan Provinsi untuk membaca doa. Istilah protokolernya kalau di
acara-acara resmi adalah "pembacaan do'a". Maksudnya, sebuah acara
dimana seorang petugas akan membaca doa. Membaca aja, bukan dipanjatkan.
Hahaaa.
Karena dimintai tolong membaca, sayapun ga tertarik.
Kalau hanya membaca ngapain suruh orang dewasa kaya saya. Anak SD kelas
satu saja sekarang sudah pada banyak yang fasih membaca. hihiii.
Lagian seumur hidup saya itu tak pernah membaca doa dihadapan orang
banyak. Kayaknya aneh gitu membaca do'a di depan orang banyak. Mesti
do'anya copy paste dari internet. Yang baca tak beban. Karena kayaknya
dia ga urusan apakah doanya terkabul apa tidak. Tapi kalau "memanjatkan
doa" orang yang memanjatkan pasti akan kepikiran terus. Akan beban.
"Kira-kira terkabul tidak ya doa yang saya panjatkan?", begitu kali yaa.
Haaa.
Tapi karena tak ada satupun yang bisa diminta untuk
meng-cover tugas protokoler ini, yah terpaksalah pemain cadangan seperti
saya ini menghandle-nya.
Akhirnya saya ambil tugas itu. Lalu
muncul kebingungan. Soalnya ternyata yang hadir banyak juga yang non
muslim, Minimal Kepala Badannya. Beliau bukan Muslim, lalu beberapa
orang karyawan perpustakaan yang saya tahu juga non muslim. Lalu bisa
jadi ada 10-15% peserta seminar yang berjumlah sekitar 200-an itu juga
non muslim. Masak saya harus memanjatkan do'a menggunakan keyakinan saya
yang Islam KTP ini? Bisa tersinggung mereka. Malah bisa jadi, pada saat
saya membaca do'a menggunakan prosesi agama saya, malah orang-orang non
muslim itu menggerutu dalam hati lalu mengecam keyakinan saya.
"Ape bah yang dibace orang ini, pake bahasa arab lagi".
Gitu mungkin gerutu saudara-saudara non muslim kita itu ya.Heheee. Mane tau?!
Nah, daripada memberi peluang orang untuk mengecam keyakinan saya,
lebih baik saya membuat prosesi memanjatkan do'a yang berbeda. Begitu
fikiran saya.
Akhirnya beginilah hasil " bacaan" do'a saya yang
saya tulis di handphone android, lalu saya sampaikan didepan peserta
seminar. Inilah pengalaman saya menjalankan tugas sebagai pembaca doa
dihadapan publik yangmudah-mudahan yang terakhir kalinya....
Silahkan dikritisi. Saya membacanya dengan nada rendah agak ngebas kayak
gaya-gaya Emha Ainun Nadjib yang sedang bersyair gituu...hihiii.
"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang sesungguhnya saya
tak hendak untuk memimpin do'a...karena saya percaya saya bukanlah
individu yang paling dekat dengan Sang Maha Hebat. Karena saya yakin
saya bukanlah orang yang paling taat pada Sang Maha Kuat.
Saya
juga tak akan memimpin doa krn saya juga percaya bahwa diantara
Bapak/ibu dan Saudaraku tercinta di ruangan ini begitu banyak yang jauh
lebih dekat dan jauh lebih taat daripada saya yang tak berdaya ini.
Dengan namaMu ya Allah Yang Maha Pencipta, sesungguhnya diantara kami
semua yang berada di ruangan ini memiliki keyakinan yang berbeda.
Namun, saya yakin kami semua memiliki Tuhan yang sama, maka saya tak
akan membacakan doa dengan keyakinan saya.
Saya hanya hendak
mengajak agar kita bersama-sama memanjatkan doa kepada Tuhan kita Tuhan
yang Menciptakan manusia, alam semesta raya beserta seluruh isinya.
Sebagai bagian dari penyelenggara kegiatan ini saya hanya ingin meminta
kepada Bapak dan Ibu sekalian agar berkenan kiranya menyisipkan doa
disela-sela do'a yang Bapak ibu panjatkan, agar Tuhan YME memberikan
kelancaran bicara pada para narasumber yang mengisi acara ini, Agar
Tuhan YME berkenan melimpahkan berkah agar kegiatan seminar ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas diri kita pribadi dan
kualitas generasi bangsa. Agar para pejabat dan pengelola kepustakaan di
jajaran Pemerintah Provinsi Kalbar serta seluruh kita yg berada diruang
ini dianugrahi Allah kesehatan yang baik, umur yang panjang, ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang berlimpah serta anak, istri, keluarga dan
kerabat yang setia.
Dengan berbasis kepercayaan dan keyakinan masing-masing, mari bersama-sama kita berdoa. Berdoaaa....... mulai.
________
Bungben
Pontianak, 7 Oktober 2016
https://www.facebook.com/bungben45/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar